Minggu, 10 Juli 2011

Perguruan Tenaga dalam Cakra Sakti

PENDAHULUAN
Dalam Sistem Kesehatan Nasional telah ditetapkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Dalam rencana pokok program pembangunan jangka panjang kesehatan, tujuan tersebut telah dijabarkan lebih lanjut ke dalam 5 tujuan utama yang ingin diwujudkan secara nyata pada tahun 2000 atau lebih dikenal Pancakarsa Husada, salah satu tujuannya adalah peningkatan kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Dalam kaitan ini banyak penelitian sudah mulai berorientasi pada peningkatan peran aktif individu dan tidak lagi hanya penelitian mengenai pelayanan kesehatan atau kuratif saja. Seni bela diri tenaga dalam adalah suatu seni olah tubuh melalui pengolahan gerak, nafas dan konsentrasi sehingga menghasilkan satu sistem biolistnik tubuh yang baik dan teratur, bahkan dapat pula dimanfaatkan untuk bela diri terhadap serangan dari luar dan menolong orang sakit yang terganggu sistem listrik tubuhnya. Manusia dapat berbicara, bergerak, berpikir, jantung ber-denyut dan lain peristiwa dalam tubuh merupakan peristiwa listrik (energi). Semua alat tubuh manusia dalam menjalankan fungsinya selalu berkaitan dengan listrik (energi) khususnya syaraf dan otot. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia merupakan satu sistem biolistrik yang sangat menarik. Sel-sel manusia yang jumlahnya lebih dari I trilyun, masing-masing mempunyai muatan listrik sebesar 90 MV dengan muatan positif di luar membran dan muatan negatif di dalam membran
Semakin kompleksnya kehidupan menyebabkan manusia banyak terserang penyakit misalnya akibat polusi udara, air, lingkungan yang kumuh dan sebagainya. Kuman banyak terdapat pada tempat-tempat tersebut. Pada umumnya kuman akan mati apabila dipanaskan pada suhu 100°C, kecuali kuman tertentu (kuman yang berspora).

TUJUAN
Untuk mengetahui apakah energi yang dihasilkan dari cara olah tubuh tenaga dalam dapat membunuh kuman yang menginfeksi tubuh seseonang.

BAHAN DAN CARA KERJA
Bahan
Sebagai bahan percobaan adalah dua jenis kuman, Pseudomonas sp dan kuman Proteus sp. Kuman-kuman tersebut adalah jenis kuman komensal yang banyak terdapat di udara, namun dapat berkembang dengan cepat jika kuman tersebut hidup pada habitat yang disenangi. Kuman pada penelitian ini berasal dari pasien yang telah mendapat pengobatan beberapa macam antibiotika, tetapi hasilnya resisten, kecuali untuk:
Jenis Kuman
Jenis antibiotik yang masih sensitip
Proteus sp
Pseudomonas sp
Augmentin®, Gentamisin, Kanamisin, Netilmisin
Gentamisin, Kanamisin, Netilmisin
Karena resistensi tersebut, maka akan dicoba pengobatan alternatip selain antibiotika yakni dengan pengobatan seni olah tubuh yang dapat mengeluankan energi panas/listrik, yaitu tenaga dalam.
Cara kerja
Kuman Pseudomonas dan kuman Proteus ditanam pada nutrien agar, kemudian untuk masing-masing kuman, satu plat mendapat perlakuan pengobatan dengan tenaga dalam dan plat yang lain tidak mendapat perlakuan tenaga dalam; perlakuan berupa dipancari tenaga dalam selama 1 jam. Kemudian kuman di dalam plat dieramkan selama 24 jam di inkubator. Pengamatan pertumbuhan kuman dilakukan pada hari ke II, V, VI, IX, dan XII. Diasumsikan bahwa kuman dalam plat akan mati pada suhu kamar selama 12 X 24 jam karena nutrien agar telah mengering dan bahan makanan pada nutrien agar akan habis.

PEMBAHASAN
Terlihat bahwa pertumbuhan kuman yang mendapat perlakuan pemancaran tenaga dalam dengan pertumbuhan kuman yang tidak mendapat perlakuan tenaga dalam adalah sama (tidak ada perbedaan). Jadi mungkin olah tubuh dengan cara menghimpun energi lewat tenaga dalam pada penelitian ini tidak dapat langsung membunuh kuman Pseudomonas dan Proteus yang telah kebal terhadap antibiotika. Kegagalan ini dapat dilihat dari beberapa segi:
1) Dari segi obyek, bakteri ini merupakan bakteri yang sudah kebal terhadap antibiotika sehingga mempunyai daya tahan yang besar terhadap intervensi dari luar.
2) Dari segi subyek, penghusada di dalam memancarkan tenaga dalam banyak sekali dipengaruhi oleh keadaan dirinya, konsentrasi, pengetahuan mengenai obyek dan lain-lain.
3) Dari segi lingkungan, banyak bahan-bahan yang menyerap kekuatan tenaga dalam, misalnya gelas plat agar.
4) Dari segi teori, senam pernafasan tenaga dálam meningkatkan fungsi sel-sel tubuh untuk membentuk antibodi terhadap kuman-kuman, sehingga tenaga dalam tidak langsung membunuh kuman-kuman. Jadi, hasil studi ini sesuai dengan teori tenaga dalam terhadap penyakit. Kalau hal ini memang benar maka pengobatan penyakit yang disebabkan oleh bakteri seyogyanya memilih pengobatan aktif yaitu senam, bukan peng-
obatan pasif oleh pengusada, atau gabungan : senam untuk pembuatan antibodi dan pengobatan pasif untuk gejalanya.

PENUTUP
Banyak hipotesis yang dibuat mengenai tenaga dalam, dalam rangka mengilmiahkan "ilmu" ini sehingga dapat diterima oleh masyarakat ilmiah. Studi ini merupakan salah satu upaya untuk membuktikan salah satu hipotesis yang diharapkan dapat dilanjutkan ke hipotesa-hipotesa lain. Kedua obyek kuman pada studi ini merupakan kuman kuman yang sudah kebal terhadap antibiotika sehingga perlu juga studi ini dilanjutkan ke kuman-kuman lain yang belum kebal. Kecuali studi langsung pada kuman, studi serologis perlu juga dilakukan sehingga keabsahan dan pembuktian semakin tinggi. Kepada semua pihak yang telah membantu studi penjajagan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih.

3 komentar: